E-book di Indonesia
E-book adalah salah satu aplikasi baru yang muncul seiring perkembangan
teknologi. Namun, popularitas E-book ternyata masih kalah dari buku-buku pada
umumnya. Meskipun lebih praktis, tetapi membaca lewat E-book ternyata tidak
menimbulkan sensasi seperti buku biasa.
E-book bisa saja menjadi sebuah tren yang baru dalam mengumpulkan karya-karya literatur di dunia. Format ini juga mempunyai keunggulan dalam banyak hal yaitu mulai dari sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan pemakaian kertas yang berlebihan, praktis dibawa kemana saja, dan lebih tahan lama dibandingkan buku fisik.
Namun, pemakaian E-book juga memiliki beberapa kekurangan. Ada beberapa hal yang membuat pasar E-book, relatif kurang berkembang, khususnya di Indonesia. Salah satunya kekurangannya adalah kecenderungan konsumen Indonesia yang masih memilih buku fisik dibandingkan E-book.
Selain itu, pasar E-book di Indonesia sebenarnya sudah mulai menjadi sesuatu yang dibutuhkan. Hal ini nampak dari kemunculan toko buku-toko buku berformat digital seperti Bookmate Indonesia. Beberapa penerbit buku di Indonesia juga telah membuka toko buku digital mereka seperti Gramediana (milik penerbit Gramedia),
Banyaknya penerbit yang mulai masuk ke ranah digital tidak langsung membuat jumlah E-book yang masuk ke pasar buku akan bertambah. Dari beberapa penerbit yang masuk format E-book, tercatat baru 5 persen yang sudah menyediakan versi E-book dari judul-judul buku yang diterbitkannya. Selain itu salah satu kendala dalam pemakaian E-book juga yaitu adanya pembajakan adalah salah satu kendala utama yang menggerus pasar E-book dunia.
E-book bisa saja menjadi sebuah tren yang baru dalam mengumpulkan karya-karya literatur di dunia. Format ini juga mempunyai keunggulan dalam banyak hal yaitu mulai dari sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan pemakaian kertas yang berlebihan, praktis dibawa kemana saja, dan lebih tahan lama dibandingkan buku fisik.
Namun, pemakaian E-book juga memiliki beberapa kekurangan. Ada beberapa hal yang membuat pasar E-book, relatif kurang berkembang, khususnya di Indonesia. Salah satunya kekurangannya adalah kecenderungan konsumen Indonesia yang masih memilih buku fisik dibandingkan E-book.
Selain itu, pasar E-book di Indonesia sebenarnya sudah mulai menjadi sesuatu yang dibutuhkan. Hal ini nampak dari kemunculan toko buku-toko buku berformat digital seperti Bookmate Indonesia. Beberapa penerbit buku di Indonesia juga telah membuka toko buku digital mereka seperti Gramediana (milik penerbit Gramedia),
Banyaknya penerbit yang mulai masuk ke ranah digital tidak langsung membuat jumlah E-book yang masuk ke pasar buku akan bertambah. Dari beberapa penerbit yang masuk format E-book, tercatat baru 5 persen yang sudah menyediakan versi E-book dari judul-judul buku yang diterbitkannya. Selain itu salah satu kendala dalam pemakaian E-book juga yaitu adanya pembajakan adalah salah satu kendala utama yang menggerus pasar E-book dunia.
Penerbit-penerbit buku tersebut masih memprioritaskan penjualan buku-buku fisik
yang disangka-sangka yang dapat menggenjot jumlah E-book yang dijual. Di sisi
lain, permintaan dari konsumen buku pun masih minim. Oleh karena itu sebenarnya
penjualan E-book di Indonesia baru menyentuh angka 2 persen dari keseluruhan
penjualan buku. Bebarapa orang juga mengaku lebih menyukai buku-buku fisik
dibandingkan E-book karena
terbiasa dan pengalamannya berbeda menurut mereka tetap lebih enak pegang buku
fisik di tangan daripada E-book. Menurut
mereka juga sebenarnya kalau aplikasi E-book
cukup baik dan cara pembayarannya mudah, enak juga beli e-book.
E-book sebenarnya sudah cukup populer sebagai salah satu alternatif metode literasi khususnya di Indonesia. Namun, sebagai sebuah komoditas bisnis, tampaknya jalan E-book masih cukup menguasai pasar buku.
E-book sebenarnya sudah cukup populer sebagai salah satu alternatif metode literasi khususnya di Indonesia. Namun, sebagai sebuah komoditas bisnis, tampaknya jalan E-book masih cukup menguasai pasar buku.
Komentar
Posting Komentar