Masalah, Potensi, dan Solusi bagi Desa Putukrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang
Kali ini saya akan membahas mengenai permasalahan dan potensi di desa Putukrejo setelah saya menceritakan pengalaman dan pelajaran yang saya dapat selama berada disana pada tanggal 5-7 Mei kemarin. Jadi selama berada disana ada banyak sekali potensi-potensi yang saya lihat, sepanjang jalan menuju desa tersebut saya bisa lihat banyak sekali perkebunan tebu dan ternyata disana terdapat pabrik gula yaitu PG. Kebon Agung yang merupakan pabrik yang menjadi tempat untuk masyarakat desa Putukrejo menjual hasil dari panen tebu mereka. Perkebunan-perkebunan tebu yang berada disana rata-rata dimiliki oleh warga desa Putukrejo tersebut namun ada juga yang menjadi buruh untuk orang lain, seperti contohnya Mbah Sutinem yang saya tempati rumahnya, beliau memiliki kebun tebu sendiri walaupun tidak terlalu kecil dan tidak mencapai satu hektar. Hasil panen satu hektar tebu hanya dihargai sekitar lima juta rupiah, sedangkan tidak semua warga memiliki ladang tebu sampai satu hektar atau lebih. Namun walaupun mereka memiliki ladang tebu, pendapatan yang mereka pereoleh hanya dapat diterima satu kali dalam setahun karena musim panen tebu hanya satu kali dalam setahun. Dengan kondisi ini membuat mbah Sutinem untuk memnuhi keperluannya sehari-hari hanya dari bantuan pemerintah dan tetangga setempat.
Selain itu, selama tinggal di sana saya selalu berikan buah pisang. Dan memang selain tebu juga banyak sekali pohon pisang namun pisang ini tidak dijadikan olahan sebagai sumber penghasilan lain bagi mereka karena hampir setiap rumah memiliki pohon pisang sehingga sudah tidak memiliki daya saing dan nilai jual dan pisang tersebut hanya digunakan untuk konsumsi pribadi, tidak dijual dan menjadi sumber pendapatan. Sumberdaya alam yang belum diolah tersebut tentu memiliki nilai jual yang rendah karena aksesibilitas yang kurang memadai sehingga membuat biaya produksi semakin mahal dan harga menjadi tidak mampu bersaing.
Jadi kesimpulannya meskipun desa Putukrejo memiliki potensi sumber daya alam hayati yang berlimpah tetapi permasalahannya adalah dalam pengolahannya dan aksesibilitas untuk menjual hasil dari olahan sumberdaya alam tersebut. Untuk mengatasi hal ini sebenarnya sudah ada program yang dilakukan pemerintah yaitu program One Village One Product (OVOP). OVOP bisa diandalkan sebagai gerakan swadaya dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat serta menjadi wahana revitalisasi ekonomi daerah. Karena itu pula, OVOP bisa menjadi metode untuk membendung arus urbanisasi. Dengan OVOP, warga desa terkondisi tak memiliki cukup alasan untuk mencari penghidupan ke perkotaan. Sebab, pekerjaan dengan penghasilan yang relatif mensejahterakan tersedia di desa. OVOP memungkinkan kegiatan ekonomi terpicu dan terpacu berkembang sesuai dengan potensi dan keunggulan desa setempat. yang merupakan program pemerintah pusat untuk menggerakan ekonomi daerah.
Banyaknya potensi wisata di sekitar daerah tersebut yang dapat dijadikan tempat pemasaran dan penjualan produk hasil dari desa Putukrejo. Selain itu jika pemerintah melakukan pebaikan infrastruktur yaitu jalan dapat mempermudah aksesibilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi desa Putukrejo dan sekitarnya. Dengan adanya infrastruktur yang baik akan mempermudah aktifitas ekonomi dan dapat menekan biaya produksi karena transportasi menjadi lebih mudah dan lebih murah sehingga produk-produk yang dihasilkan dapat dengan mudah dipasarkan ke seluruh Malang, provinsi Jawa Timur, Indonesia bahkan manca negara.
Komentar
Posting Komentar